SERING DIBACA

Archive for Juli 2020

IDEALIS VERSUS ?

By : kontributor

Orang berwatak Idealis memiliki kecendrungannya untuk menyendiri, sebaliknya orang oportunis akan berkumpul membangun simpul-simpul jaringan dan sikap yang sama, berkomplot untuk kesamaan kepentingan.


Tanpa melabelkan diri sebagai bagian dari para oportunis, namun disini penulis dapat menggambadkan bahwa para pelakunya memiliki kebiasaan dasar kepentingan jangka pendek, orang oportunis seperti selalu dalam posisi labilitas (perubsahan posisi dan selera berdasar kepentingan tertentu) karena dalam lingkaran komunikasinya naik turun. Hari ini mereka bersama maka esok mereka bisa menjadi musuh, siklusnya akan seperti itu berputar-putar, akur dan berkawan kemudian pada akhirnya bermusuhan dan berkawan kembali dan begitulah seterusnya.


Orang dengan watak idelis memiliki sisi konsiten sekalipun konsekuensinya dalam pergaulaan memiliki batasan ini sejalan dengan dasar pemikirannya, jika 2 manusia dengan 2 watak bertemu tentulah akan memiliki cara pandang  berbeda, jika 1 watak saja mampu melahirkan perdebatan sengit, maka, bukan tidak mungkin jika 2 watak berbeda akan lebih sengit jika dipertemukan dalam dialog dan perdebatan panaspin akan terjadi.


Mereka yang idealis dalam lingkup oportunis akan di kebiri/dijegal dalam hal apapun tanpa ada pengecualian, penjegalan berekspresi, bergerak dan bersosial pada tatanan lingkungan yang dikuasai oleh mereka yang nota bene memiliki kesamaan sifat dan sikap pada kepentingan tertentu. Para oportunis memiliki nilai jual vokal dan suara begitupun dalam hal bersikap kritis pada suatu konteks permasalahan, nilainya tergantung pada apa yang mereka terima ketika amplop sudah di tangan.


Namun berbeda jika pada mereka yang bersikap idealis terlebih bersikap kritis, tidak ada yang mampu menakar dan mengkalkulasi berapa nilai rupiah untuk membelinya, tiada harga yang menjadi parameternya. Kalaupun ada, maka parameternya adalah penerimaan pada sikap idealisnya yang mampu diterima dilingkungannya, tidak ada nilai value bagi mereka yang konsisten memiliki sikap idalis, sang idealis tidak mudah untuk didiamkan, namun tidak mudah pula untuk mengkondisikan, orang-orang seperti ini memiliki kencendrungan diam pada persoalan ketika sebuah sikap dan aspirasinya diakomodir dan diterima.


Idealis telah digambarkan dengan kelebihan yang dimilikinya, namun persoalannya kadang orang dengan mental idealis tertinggal dalam berbagai aspek, ada realitas yang selalu diabaikan, kekonsistenan terkadang pula meninggalkan jejak-jejak ketertinggalan. Idealis selalu kontraproduktif dengan realita yang ada, namun bukan berarti pula realistis memiliki satu persepsi dengan oportunis, tidak semua realistis bermental oportunis.


penulis 18/7/2020




Tag : ,

- Copyright © salcenter.id - salcente.id - Powered by Blogger - Designed by salcenter -